I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Dr
dulu sampai sekarang ini pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk
membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya
pendidikan tidak lepas dari factor pembawaan dan lingkungan. Pembawaan dan
lingkungan merupakan hal yang tidak mudah untuk di jelaskan sehingga memerlukan
penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun lamanya para
ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaha
mencari jawaban, tentang perkembangan manusia itu sebenarnya bergantung kepada
pembawaan ataukah lingkungan. Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa
pendapat dari aliran-aliran klasik, di antaranya aliran nativisme, naturalisme,
empirisme dan konvergensi, serta pengaruhnya terhadap pemikiran dan praktek
pendidikan di Indonesia, serta pandangan islam terhadap pendidikan.
1.2. Rumusan
Masalah
Dalam makalah
ini penulis mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
- Bagaimana pendapat-pendapat aliran klasik terhadap pendidikan?
- Apa pengaruh aliran-aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia?
- Bagaimana pandangan islam terhadap pendidikan?
1.3. Tujuan
- Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran klasik terhadap pendidikan.
- Untuk mengetahui pengaruh aliran-aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia.
- Untuk mengetahui pandangan islam terhadap pendidikan.
II
ALIRAN-ALIRAN
KLASIK DALAM PENDIDIKAN
DAN
PENGARUHNYA
TERHADAP PEMIKIRAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
2.1.
Pendapat-pendapat Aliran Klasik Terhadap Pendidikan
2.2.1. Aliran
Nativisme
Istilah
Nativisme dari asal kata natives yang artinya terlahir. Nativisme adalah sebuah
doktrin filosofis yang berpangaruh besar terhadap pemikiran psikologis. Tokoh
utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer(1788-1869), seoran filosofis
Jerman. Airan ini identik dengan pesimistisyang memandang segala sesuatu dengan
kaca mata hitam. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di
tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang
telah terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini di sebut pesimistis
pedagogis.
Pendidikan yang
tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak itu sendiri. Bagi nativisme lingkungan lingkungan sekitar
tidak mempengaruhi perkembangan anak, penganut aliran ini menyatakan bahwa
kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya
kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik. pembawaan baik dan
buruk ini tidak dapat di ubah dari luar.
Jadi menurut
pemaparan di atas telah jelas bahwa pendidikan menurut aliran nativisme tidak
bisa mengubah perkembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama
sekali. Karena menurut mereka baik buruknya seoang anak di tentukan oleh
pembawaan sejak lahir, dan peran pendidikan di sini hanya sebatas mengembangkan
bakat saja. Misalnya: seorang pemuda sekolah menengah mempunyai bakat musik,
walaupun orang tuanya sering menasehati bahkan memarahinya supaya mau belajar,
tapi fikiran dan perasaanya tetap tertuju pada musik dan dia akan tetap
berbakat menjadi pemusik.
2.1.2. Aliran
Naturalisme
Nature artinya
alam atau yang di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori oleh seorang filusuf
Prancis JJ. Rousseau(1712-1778). Berbeda dengan nativisme naturalisme
berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik, dan
tidak satupun dengan pembawaan buruk. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian
sangant di tentukan oleh pendidkan yang di terimanya atau yang mempengaruhinya.
Jika pengeruh itu baik maka akan baiklah ia akan tetapi jika pengaruh itu
jelek, akan jelek pula hasilnya. seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu
J.J. Rousseausebagai berikut:”semua anak adalah baik pada waktu baru datang
dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena itu
sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah
di biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau
masyarakat jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa
pendidikan yang di berikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak
yang baik itu, aliran ini juga di sebut negativisme.
Jadi dengan kata
lain pendidikan tidak diperlukan. Yang di laksanakan adalah menyerahkan anak
didik kea lam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan
manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu. Rousseau ingin menjauhkan
anak dari segala keburukan masyarakat yang serba di buat-buat sehingga kebaikan
anak-anak yang di peroleh secara alamiyah sejak saat kelahirannya itu dapat
berkembang secara sepontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas
kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuannya dan
kecenderungannya.
Jadi menurut
aliran ini pendidikan harus di jauhkan dari anak-anak, seperti di ketahui, gagasan
naturalism yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini malahan
terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin di perlukan.
2.1.3. Aliran
Empirisme
Kebalikan dari
aliran empirisme dan naturalisme adalah empirisme dengan tokoh utama Jhon Locke(1632-1704).
Nama asli aliran ini adalah the school of british empirism(aliran empirisme
inggris).
Doktrin aliran
empirisme yang sangat mashur adalah tabula rasa, sebuah istilah bahasa latin
yang berarti buku tulis yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa
menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada
pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir
seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya kemapuan apa-apa.
Aliran empirisme
berpendapat berlawanan dengan aliran nativisme dan naturalisme karena
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama
sekali di tentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
di terimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat di didik menjadi apa
saja(kearah yang baik maupun kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan
atau pendidikannya. Dalam pendidikan pendapat kaum empiris ini terkenal dengan
nama optimisme pedagogis.
Kaum behaviouris
pun sependapat dengan kaum empiris, sebagai contoh di kemukakan di sini
kata-kata waston, seorang behaviouris tulen dari Amerika ”berilah saya anak
yang baik keadaan badannya dan situasi yang saya butuhkan, dan dari setiap
orang anak, entah yang mana dapat saya jadikan dokter, seorang pedagang,
seorang ahli hukum, atau jika memang di kehendaki menjadi seorang pengemisatau pencuri”.
Dari pemaparan
dan contoh di atas jelas menurut pandangan empirisme bahwa peran pendidik
sangat penting sebab akan mencetak anak didik sesuai keinginan pendidik. Tapi
dalam dunia pengetahuan pendapat seperti ini sudah tidak di akui lagi, umumnya
orang sekarang mengakui adanya perkembangan dari pengaruh pembawaan dan
lingkungan. Suatu pembawaan tidak dapat mencapai perkembangannya jika tidak di
pengaruhi oleh lingkungan.
Di samping itu
orang berpendapat bahwa dalam batas-batas yang tertentu kita dilahirkan dengan
membawa intelegensi. Di katakana dalam batas-batas tertentu karena sepanjang
pengetahuan kita tahu bahwa intelegensi dapat kita kembangkan.
2.1.4. Aliran
Konvergensi
Aliran
konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, aliran ini
menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan,
tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar
dalam menentukan masa depan seseorang.
Aliran
konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan manusia itu adalah
tergantung pada dua faktor, yaitu: faktor bakat/pembawaan dan faktor
lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori konvergensi.
(convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu hasil.
Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan).
William
Stern(1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman, dan sebagai pelopor
aliran ini mengatakan “kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah
petunjuk-petunjuk nasib depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan
itulah letaknya pendidikan dalam arti se luas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar
dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini
datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong”
Jadi menurut
Williem seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk
pengembang itu. sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan anak berbahasa dengan
kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pebawaan untuk
berbicara dan melalui situasi lingkungannya anak belajar berbicara dalam bahasa
tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan
bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya.
Karena itu teori
W. Stern di sebut teori konvergensi(memusatkan ke satu titik). Jadi menurut
teori konvergensi:
o Pendidikan mungkin untuk di laksanakan
o Pendidikan di
artikan sebagai pertolongan yang di berikan lingkungan kepada anak didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang
baik.
o Yang membatasi
hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Dari ketiga
teori tersebut jelaslah bahwa semua yang berkembang dalam diri suatu individu
di tentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Seorang anak dapat
berkata-kata juga di pengaruhi oleh dua faktor, pembawaan dan lingkungan. Jika
salah satu dari kedua faktor itu tidak ada, tidaklah mungkin lepandaian
berkata-kata dapat berkembang.
2.2. Pengaruh
Aliran-aliran Klasik Terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia.
Di indonesia
telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut
dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan,
namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
Meskipun dalam
hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari anak, namun
upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu
diusahakan pula secara optimal. Dengan kata lain, meskipun peranan pandangan
empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya ditolak, tetapi penerimaan itu
dilakukan dengan pendekatan eksistis fungsional yakni diterima sesuai dengan
kebutuhan, namun di tempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi seperti
telah dikemukakan, tumbuh-kembang, manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yakni hereditas, dan anugerah. Faktor terakhir itu merupakan pencerminan pengakuan
atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia.
Dari paparan
diatas jelas bahwa Indonesia yang mayoritas agama islam lebih condong pada
aliran konvergensi yakni factor yang mempengaruhi perkembangan adalah pembawaan
dan lingkungan.pembawaan merupakan potensi-potensi yang ada pada diri manusia
sejak lahir yang perlu dikembangkan dengan adanya pendidikan atau lingkungan.
Dalam hadits
nabi:
“semua anak
dilahirkan atas kesucian/kebersihan (dari segala dosa/noda) dan pembawaan
beragama tauhid,sehingga ia jelas bicaranya.maka kedua orang tuanyalah yang
menyebabkan anaknya menjadi yahudi atau nasrani atau majusi,”(HR.Abu
ya’lah,altab rani,dan al baihaqi dari aswad bin sari’)
Hadits diatas
menerangkan bahw anak dilahirkan dalam keadaan suci atau belum mengetahui
apa-apa kecuali bekal potensi dan hereditas yang dibawanya.sedangkan
perkembangan selanjutnya itu akan dipengaruhi oleh factor lingkungan atau
pendidikan dan orang tua disini sebagai pendidik mempunyai peran atau andil
yang sangat pentinng untuk mengarahkan anak kejalan yang mereka kehendaki.
Dewasa ini
hampir tidak ada yang menganut teori nativisme, naturalisme, maupun empirisme,
mereka lebih condong pada aliran konvergensi.
2.3. Pandangan
Islam Terhadap Pendidikan
Dalam ajaran
islam pada hakikatnya manusia sebagai kholifah Allah dibumi ini. Manusia
mempunyai potensi untuk memahami, menyadari dan kemudian merencanakan pemecahan
problem hidup dan kehidupanya, serta bertanggung jawab dalam pemecahan problem
tersebut. Dalam kata lain islam menghendaki agar manusia melaksanakan
pendidikan diri sendiri secara bertnggung jawab, agar tetap berada dalam
kehidupan yang islami.
Pertanyaan-pertanyaan
tentang berbagai masalah hidup dan kehidupan manusia memang merupakan tantangan
bagi manusia untuk menjawabnya. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan menjadi dasar pelaksanaan dan praktek pendidikan. Ketepatan akan jawaban
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mampu merumuskan tujuan pendidikan secara
tepat dan hal ini akan mengarahkan usaha-usaha kependidikan yang tepat pula.
Agama Islam
adalah agama yang universal, yang mengajarkan umat manusia mengenai berbagai
aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu di antara ajaran
tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melakukan pendidikan. Karena
pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi demi
untuk mencapai kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat. Dengan pendidikan
itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal
kehidupannya. Apabila kita memperhatikan ayat yang pertama kali diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhamma Saw, maka nyatalah bahwa Allah telah menekankan
perlunya orang belajar baca tulis dan ilmu pengetahuan.
Firman Allah
dalam surat al-Alaq ayat 1-5 :
Artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya”.
Di samping
menekankan pada umatnya untuk belajar, Islam juga menyuruh umatnya untuk
mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Islam mewajibkan umatnya untuk belajar
dan mengajar, manusia itu sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik.
Banyak ayat al-Quran dan hadits yang menjelaskan hal tersebut, antara lain di
dalam surat al-Taubah ayat 122
Artinya : “Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”.
Sabda Nabi
Muhammad Saw :
كُوْنُوْا
رَبَّانِيِّيْنَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ الرَّبَّانِيُّ الَّذِيْ
يُرَبِّ النَّاسَ مِنْ صِغَارِ الْعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ
Artinya :
“Jadilah kamu pendidik yang penyantun, ahli fikih dan ahli ilmu, disebut
pendidik bila seseorang telah mendidik manusia dengan ilmunya sedikit-sedikit lama
kelamaan banyak” (HR. Bukhari).
Dalam kesempatan
yang lain Nabi SAW juga bersabda:
“Jadilah kamu
orang yang ‘alim (mengajar ilmu), atau orang yang mencari ilmu, atau orang yang
mendengar (ilmu), atau orang yang suka (pada ilmu), dan janganlah kamu jadi
pihak kelima, maka rusaklah kamu (Hadits)
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pemaparan
di atas dapat di simpulkan bahwa aliran yang sampai sekarang masih di anut oleh
masyarakat adalah aliran konvergensi, karena merupakan aliran yang
menggabungkan antara aliran nativisme dan empirisme dan juga merupakan aliran
yang sempurna.
Sedangkan
masyarakat Indonesia mayoritas juga menganut aliran konvergensi.
Menurut
pandangan islam pendidikan sangan,amat penting berdasarkan dalil-dalil yang telah
di sebutkan di atas tadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan
Nur Uhbiyati.2001.Ilmu Pendidikan.jakarta:PT Rineka Cipta
Effendi,
Mukhlisun.2008.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:Nadi Offset
Purwanto,
Ngalim.1997.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
(Tanpa nama).2001.Aliran-aliran
Pendidikan,(online).www.Meetabied.wordpress.com,
di akses tanggal 21 oktober 2010
(Tanpa nama).2010.Aliran-aliran
Pendidikan,(Online).www.medens13.wordpress.com,
Di akses tanggal 21 oktober 2010 ( Tanpa
nama).(tanpa tahun).Aliran-aliran klasik dalam
pendidikan,(online).www.scribed.com,
di akses tanggal 21 oktober.
Mantabs bos artikelnya saya makin nambah ilmu
BalasHapusSepatu Murah
Sepatu Import
Pusat Grosir Sepatu
Sepatu Import Murah
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussangat membantu sekali
Hapusburung murai
furniture