I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dalam
mendalami sejarah dakwah islam maka sangatlah penting orang baik anak-anak
maupun rang dewasa untuk mempelajarinya.
Sejarah
dakwah islam adalah suatu pembahasan yang membahas tentang dakwah islam didunia
ini dan tentang sejarah-sejarah dalam islam. Sehingga sampai saat ini kita
dapat ikut bmerasakan bagaiman indahnya islam.
Umat islam di indoneisa menempati jumlah terbanyak
dibandingkan umat agama lain, olehkarena itu sebagian besar aturan perundangan
mencerminkan nilai nilai keislaman. Dan juga sebagian besar pemimppin bangsa
berasal dari agama islam. Tetapi ironisnya ketika melihat kondisi bangsa
indonesia yang semakin lama semakin mempunyai banyak masalah dan malah dalam
beberapa hal tertinggal oleh bangsa lain yang bukan islam..
Perkembangan dakwah islam indonesia di masa sekarang memang
tidak lepas dari sejarah islam di indonesia sendiri, karena apa yang kita
terima sekarang adalah estafeta ilmu dari generasi yang terdahulu, dan disini
akan sedikit dibahasmengenai perkembangan dakwah islam di indonesia.
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Dakwah Islam
Seiring perkembangan zaman dakwah islam pun mulai merambah
berbagai media dan metode, tidak seperti dulu yang hanya penyebaran melalui
mulut ke mulut sambil berdagang. Agama islam memang agama yang sangat
menghargai ilmu pengetahuan, karena wahyu yang pertama turun merupakan perintah
untuk membaca, bukan hanya terbatas pada membaca tulisan saja tetapi membaca
tanda tanda kebesaran allah di dunia.
Pada hakikatnya aktifitas dakwah merupakan hal yang
fleksibel dan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode dan direncanakan
dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dengan dasar keridhaan Allah swt.
Dakwah adalah usaha peningkatan pemahanman keagamaan untuk
mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku umat yang tidak sesuai
menjadi sesuai dengan tuntunan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Da‟i harus mempunyai pemahaman yang mendalam
bukan saja menganggap bahwa dakwah dalam frame “amar ma’ruf nahi mungkar”,
sekedar menyampaikan saja melainkan harus memenuhi beberapa syarat, yakni
mencari materi yang cocok, mengetahui psikologis objek dakwah, memilih metode
yang representatif, menggunakan bahasa yang bijaksana dan sebagainya. Secara
konvensional, subjek dakwah terdiri dari da‟i (mubaligh) dan pengelola dakwah.
Padahal jika kita melihat sejarah perkembangan islam pada
masa awal struktur masyarakat islam di nusantara pada abad 16/17 merupakan
kesatuan dari tiga kekuatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada perdagangan di
pelabuhan, politik yang termanifestasi pada keraton atau kerajaan, dan agama
sebagaimana teraktualisasi dalam pesantren di Jawa, dayah di aceh atau surau di
Sumatera Barat dan pusat agama lainnya.
Pada awal perkembangannya saja agama islam tidak hanya
mengandalkan peran seorang dai saja, tetapi di bidang lain pun bisa turut
mempengaruhi perkembangan islam, sebagaimana yang kita lihat sekarang bahwa
banyak lembaga yang mengajarkan agama islam, dan juga banyak majalah majalah
yang bertemakan islam, film religi, dan hal hal lain yang baru muncul di masa
sekarang.
Di jaman dulu juga banyak para sufi yangmenyebarkan agama
islam, yang mempunyai ciri khusus yaitu mereka menyebarkan islam dengan dua
cara.
Pertama, dengan membentuk kader, guru dan mubaligh, agar
mampu mengajarkan islam dan menyebarkan islamdi daerah asalnya serta meneruskan
jejak gurunya. Kedua, melalui karya karya tulis yang tersebar dan dibaca
diberbagai tempat yang jauh diluar tempat tinggal mereka. Sebagaimana karya
Hamzah Fansuri yang berisi uraian singkat tentang sifat sifat dan inti ilmu
kalam menurut teologi islam.
Namun perlu diketahui bahwa proses masuk dan berkembangnya
agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang
berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah
dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang
permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku
penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
1.
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada
abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori
ini adalah:
a.
Kurangnya
fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
b.
Hubungan
dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay –
Timur Tengah – Eropa.
c.
Adanya
batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak
khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim
dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih
memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu
adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo
dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia
menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan
banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan
terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a.
Pada
abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan
perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b.
Kerajaan
Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah
penganut mazhab Hanafi.
c.
Raja-raja
Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari
Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para
ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan
politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke
7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab
sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13
dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan
budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a.
Peringatan
10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad,
yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai
dengan pembuatan bubur Syuro.
b.
Kesamaan
ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al –
Hallaj.
c.
Penggunaan
istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi
Harakat.
d.
Ditemukannya
makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e.
Adanya
perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada
dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu
melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan
Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam.
Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan
perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan. Dengan
adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang
sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam
semakin cepat berkembang.
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama
atau mubaliqh yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing- masing. Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing- masing. Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi
tidak terlepas dari peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau
para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam
kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan walisongo atau wali Sembilan.
III
KESIMPULAN
Dari beberapa pemaparan diatas kita dapat mengetahui bahwa
agama islam yang masuk ke indonesia dipengeruhioleh beberapa daerah seperti
gujarat, mekah, dan persia, sehingga disinyalir islam datang dari sana. Dan
dari beberapa pengaruh itu, agama islam mendapatkan pengaruh lagi dari
kebudayaan indonesia sendiri yang dapat kita lihat dari metode yang digunakan
para penyebar islam di berbagai wilayah indonesia, seperti di daerah jawa yang
disebarkan oleh walisongo, dan di daerah lain yang terdapat kerajaan kerajaan
islam.
Tetapi memang titik tumpu kekuatan masyarakat islam di
indonesia sehingga dapat melangsungkan proses dakwahnya hingga masa kini adalah
bertumpu pada tiga kekuatan yaitu ekonomi, politik, dan agama, karena ketiganya
mempunyai aspek yang sangat penting yang saling membutuhkan dan tidak terpisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. Sejarah Umat Islam Indonesia.2003. Jakarta:MUI Hal: 61
Abdullah, Taufik. Sejarah Umat Islam Indonesia.2003. Jakarta:MUI Hal: 62-63
Munzier Suparta dan Harjani (Ed.), Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2003), hlm. 6.
Musyrifah
Sunanto, Sejarah Peradaban Islam
Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9;
Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, 1998, cet. IV, Mizan, hal. 92-93;
A. Hasymi,
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di
Indonesia: Kumpulan prasaran pada seminar di Aceh, 1993, cet. 3,
al-Ma'arif,
Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah. Jakarta: Rajawali. 1999 Hal :125
Uka
Tjandrasasmita, (editor). Sejarah
Nasional Indonesia III. Jakarta : Depdikbud. 1984. Hal : 205
syukron
BalasHapus